Foto : Sakinah, S.Pd.I (Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari (STAI BS) Lubuklinggau, juga guru di SMA YPBI Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas). (ist.) |
Didalam Islam, hak wanita dijamin sepenuhnya dan diperlakukan secara mulia.
Memperlakukan wanita mesti secara halus, sehalus perasaan yang dimilikinya. Islam juga memberinya jalan untuk menyalurkan emosi dan melampiaskan perasaan-
perasaan itu, baik sebagai ibu yang pengasih, sebagai istri yang dicintai, atau sebagai gadis yang memiliki kepekaan rasa.
Didalam keluarga, wanita mempunyai dua fungsi terpenting dalam pembinaan mental, yakni sebagai istri dan sebagai ibu. Seorang istri dan ibu yang bijaksana dapat menciptakan suasana rukun, damai dan menyenangkan dalam rumah tangga. Ia dapat membuat hati suami dan anaknya terpikat pada suasana keluarga yang gembira.
Namun pokok pembahasan disini adalah wanita sebagai ibu, yang memiliki peran penting dalam pendidikan moral anak.
Seorang ibu sudah semestinya memiliki perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang kepada anaknya. Dari situ seorang ibu diharapkan mampu menyayangi dan membimbing anak sedari bayi yang masih suci dan bersih untuk dijadikan manusia dewasa
bertanggungjawab, berbudi pekerti yang luhur.
Sebagaimana Rasulullah pernah mengatakan, ibulah orang pertama yang kita muliakan, bahkan 'ibu' sampai disebut tiga kali. Ibu dalam membentuk karakter anak yang bermoral sudah seharusnya mempersiapkan sejak dini, terutama pendidikan yang dilakukan di dalam rumah tangga.
Kemuliaan yang diberikan kepada seorang ibu sudah semestinya melahirkan kebijakan, norma-norma sosial dan aturan yang mendidik anak didalam keluarga.
Tidak hanya terletak pada pemenuhan kebutuhan meteril anak, namun juga harus mampu memenuhi kebutuhan psikis, sosial dan agama anak.
Secara ringkas, seorang ibu harus pandai dan bijaksana dalam membesarkan dan mendidik anaknya. Karenanya peranan ibu dalam pembinaan moral atau mental si anak betul-betul sangat menentukan.
Disini bukan hanya seorang ibu yang berperan, namun juga harus ada peran pendukung dari seorang ayah. Kedua pihak mesti bekerjasama dan saling saling pengertian, harus betul-betul dapat membagi waktu untuk pendidikan moral anak. Meskipun sejatinya ibu adalah madrasah bagi anak, banyak waktu yang dilalui anak bersama ibu.
Selaras dengan tingkat perkembangan pada masa anak-anak, ada beberapa prinsip-prinsip agama yang harus dilakukan dan diperhatikan
oleh ibu secara garis besar dalam keluarga.
Seperti kasih sayang terhadap anak, dalam mewujudkan hal ini hendaklah kasih sayang dilaksanakan secara wajar dan jangan sampai berlebihan. Seorang ibu juga harus bisa memberikan waktu cukup untuk pemenuhan hak-hak anaknya secara baik.
Kemudian memberikan tauladan, seorang ibu harus mampu memberikan contoh baik kepada anaknya, sebab nilai-nilai yang dikenal anak masih melihat pada orang-orang terdekatnya, karenanya seorang ibu harus hati-hati dan mengerahkan daya identifikasi tersebut kearah yang positif. Seperti menjalankan amalan agama, menjaga dan mengurangi anak bergaul dengan teman-teman yang kurang baik, menyediakan bacaan yang baik dan bermanfaat.
Selain itu seorang ibu juga harus membiasakan hal-hal positif terhadap dan di depan anak, seperti membentuk karakter disipilin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya seorang anak, memberi anjuran positif, menjadi tempat bercerita anak agar anak tidak menjadi pribadi yang tertutup.
Bahkan sesekali seorang ibu juga perlu melarang dan menghukum, hal ini merupakan usaha yang
tegas, guna menghentikan perbuatan yang ternyata salah, atau bila anak ada gejala tidak mau menjalankan perintah agama, maka pendidikan harus lebih dipertegas dan keras. Dalam hal ini terpaksa jika anak tetap bandel maka ibu perlu memberi hukuman pada anak secara wajar dan mendidik.
Dari tulisan diatas, penulis menarik kesimpulan pendidikan dan perlakuan seorang ibu menentukan kesehatan jiwa anaknya dikemudian hari. Kehidupan keluarga yang tercermin dalam hubungan suami istri dan sikap mental, serta kehidupan moral dan agama ibu merupakan suri tauladan yang akan menjadi unsur yang diserap oleh anak dalam pribadinya nanti. Maka fungsi wanita sebagai ibu sangat penting dalam pembentukan moral anak.
Artinya, sebelum menjadi ibu seorang wanita harus dipersiapkan secara matang, karena
masa depan anak banyak bergantung pada ibunya.
Ketika menjadi ibu tanpa persiapan, pada akhirnya pembinaan moral anak akan banyak bergantung pada keadaan di luar keluarga.
Jadi disini ibu memberikan pembinaan secara berkelanjutan serta mampu memperbaiki apa yang diterima anak di rumah, maka anak akan tertolong.
Namun jika seorang ibu hanya memberikan terbatas pada pengetahuannya tetapi tidak melaksanakan fungsi mendidik, maka ilmu anak tidak akan bertambah dan pembinaan moralnya akan terabaikan.
Penulis : Sakinah, S.Pd.I (Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari (STAI BS) Lubuklinggau, juga guru di SMA YPBI Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas).