LUBUKLINGGAU - Ucapan tidak enak diterima Ketua LSM Kanti, Sancik, saat melakukan konfirmasi ke Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 46 Kota Lubuklinggau. Pasalnya, ia dikatai "peliyok" (bahasa daerah Sumatera Selatan) oleh Kepsek SDN 46 Kota Lubuklinggau saat konfirmasi terkait Kartu Indonesia Pintar (KIP). Hal itu Sancik katakan kepada Silampari Berita pada Senin (10/04).
Diceritakan Sancik, kejadian itu bermula saat ia menanyakan perihal KIP kepada Kespesk SDN 46 Kota Lubuklinggau melalui telpon seluler.
Ia meminta penjelasan sang Kepsek terkait KIP, lantaran KIP milik anaknya yang baru duduk di kelas 4 dan kelas 6 tidak kunjung cair.
"Apakah tidak Kepsek urus? Sedangkan dana KIP setiap tahun dicairkan?," ujar Sancik saat bertanya kepada Kepsek.
Pertanyaan Sancik itu lantas dijawab sang Kepsek dengan kalimat "Oh tidak dindo (adik), bagi siswa yang terdaftar sebagai penerima KIP tidak mesti tiap tahun menerima bantuan dana KIP, sebab di acak. Bagi yang beruntung tahun berikutnya dia akan dapat kembali bantuan tersebut".
Kemudian Sancik menyanggah dengan kalimat "Kalau begitu dana KIP seperti lotre nasib-nasiban Pak Kepsek. Dan kalau seperti ini saya akan laporkan perihal ini".
Selepas kalimat itulah Sancik kemudian menerima kata tidak sedap, degan kalimat "Terserah "peliyok" mau kamu laporkan kemana, yang penting anak kamu sudak saya bantu sebagai penerima KIP".
Selepas mengucapkan kalimat itu, dijelaskan Sancik, sang Kepsek lantas mentutup sambungan telepon.
Sancik memerintahkan Dayat selaku team LSM KANTI untuk kesekolahan untuk mengetahui duduk permasalahanya, disaat bertemu dengan kepala sekolah SD 46 Negeri Lubuklinggau (Husen) , kepala sekolah SD 46 kota Lubuklinggau, Disaat ditanya oleh Dayat kenapa bapak bisa emosi sehingga mengeluarkan kata - kata yang tidak pantas diucap ( peliok)?
Sementara Kepsek SDN 46 Kota Lubuklinggau, mengatakan minta maaf atas kejadian tersebut. Hal itu terjadi lantaran ia sempat emosi atas apa yang dikatakan Sancik, meskipun ia lupa dengan kata-kata yang diucapkan Sancik.
Menurutnya, emosi tersebut keluar lantaran menganggap Sancik seperti adik sendiri. Ia pun mempersilakan kepada Sancik jika ingin melaporkannya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Dian Candra, belum bisa dikonfirmasi perihal kejadian tersebut.
(*)