PALI - Baru tiga bulan memimpin, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisita (Disbudpar) PALI, Katika Sari, langsung tancap gas mendorong kebudayaan dan pariwisata ke tingkat Provinsi dan Nasional.
Langkah tersebut diharapkan dapat mengenalkan potensi budaya dan pariwisata di PALI ke seluruh penjuru negeri.
"Saat ini Desa Bumiayu sudah menjadi Desa Pemaju Kebudayaan di Indonesia," katanya, Selasa (19/04).
ASN yang akrab disapah Tika tersebut mengatakan, dari 308 desa di Indonesia, Desa Bumiayu meraih peringkat ke lima sebagai Desa Pemaju Kebudayaan.
Lebih lanjut, Tika menerangkan, sebelumnya PALI meraih juara harapan satu pembuatan film daerah untuk tingkat Provinsi, yakni film pendek Sumpah Puyang.
Selain itu, kuliner khas PALI Ikan Bakar Sekedurung meraih juara satu tingkat Provinsi pada 2021 lalu.
Tak hanya itu, pada Festival Rentak Batanghari akhir 2021 lalu yang diselenggarakan Pemprov Sumatera Selatan, Disbudpar PALI menampilkan tradisi budaya adat perkawinan PALI yang lebih dikenal 'Keno Mokon'.
Kemudian, Tika mengatakan bahwa Ikan Bakar Sekedurung asal Desa Tanjung Kurung dan Tari Lading asal Desa Tempirai sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda di tingkat Nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
"Itu sudah tercatat di Kementerian Kebudayaan, sudah menjadi hak paten Kabupaten PALI," terang Tika.
Sisi lain, Tika mengharapkan dukungan dan doa dari masyarakat PALI agar Candi Bumiayu bisa menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional pada 2022 ini.
Menurutnya, jika Candi Bumiayu sudah menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional maka akan sama seperti Situs Candi Siloksipin di Jambi, Candi Borobudur di Jawa Tengah dan Kawasan Cagar Budaya Nasional lainnya di Indonesia.
Kendati begitu, selama tiga bulan jabatannya, ia terus berupaya berkordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Disbudpar Provinsi Sumatera Selatan dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, untuk melengkapi persyaratan Candi Bumiayu sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional.
"Selesai lebaran ini kita akan berkunjung ke Jakarta, mungkin hanya sowan ke Ibu Dirjen agar secepatnya Candi Bumiayu ini menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional," ujarnya.
Menurut Tika, kelengkapan data sebagai persyaratan Candi Bumiayu menuju ketingkat nasional seluruhnya sudah dirampungkan pihaknya.
Kemudian, PALI yang tinggal beberapa hari lagi akan menginjak usia sembilan tahun belum banyak dikenal masyarakat di Sumatera Selatan dan indonesia. Untuk itu, Tika membuat program promosi budaya dan pariwisata PALI dengan memasang Standing Banner diberbagai Hotel dan Restoran di Sumatera Selatan.
"Warga PALI patut bangga, karena satu-satunya Candi yang ada di Sumatera Selatan adalah Candi Bumiayu yang terletak di Kecamatan Tanah Abang.
Selain Candi Bumiayu, Danau Kapuk Desa Modong mendapat peringkat 300 dari 1000 destinasi wisata yang diajukan dari berbagai daerah di Indonesia," ungkapnya.
"Menteri Pariwisata, Ekonomi dan Kreatif, Sandiaga Uno akan meninjau langsung jika nantinya Danau Kapok mencapai peringkat ke 100 destinasi wisata di Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, dalam waktu dekat Disbudpar PALI akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa PALI guna mengembangkan potensi destinasi wisata di beberapa Desa melalui anggaran Dana Desa.
"Tidak bisa bekerja sendiri, perlu peran dari semua pihak agar terjadi percepatan, terutama suntikan anggaran yang menjadi kendala selama ini," pungkasnya.
(Snt)