LAHAT - Kepemimpinan Husin Rianda pada Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) PMII Sumsel yang dilaksanakan pada 4 dan 5 Maret 2022 di Kabupaten Lahat bisa dibilang gagal total, hal itu karena adanya campur tangan dari Ketua Pengurus Besar Korps Putri (Kopri), Maya Muizatil Lutfillah yang merupakan kekasih dari Ketua Demisoner PKC PMII Sumsel, Husein Rianda.
Pesta demokrasi yang digelar oleh BPK PMII Sumsel itu justru dicederai Husin Rianda yang dinilai sangat tidak profesional, lantaran adanya preman bayaran yang menghalang-halangi kader untuk hadir, bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap kader lainnya.
Ketua Defenitif PC PMII Oku Timur, M Mahzun Habibi, mengatakan sikap Husin Rianda sebagai Ketua Demisioner PKC PMII Sumsel mencerminkan pemimpin yang gagal dalam menjalankan roda demokrasi.
Hal itu terlihat, dalam pelaksanaan Konkoorcab yang melibatkan preman bayaran untuk mengintimidasi seluruh kader PMII yang tidak berpihak kepadanya.
"Ini sangat merusak roda demokrasi organisasi, sebagai organisasi yang besar tentu kita menjadi acuan yang lain," ujarnya Selasa (08/03).
Sementara, Ketua Defenitif PC PMII OKU, Anita Sari, menyayangkan atas terjadinya intervensi yang dilakukan Maya Muizatil Lutfillah pada Konkoorcab PMII Sumsel.
"Hal ini berpotensi menimbulkan dinasti demokrasi yang seharusnya tidak boleh terjadi," katanya.
Bukan hanya para kader PMII Sumsel saja yang dihalang-halangi Husin Rianda. Di luar arena forum Konkoorcab, peserta aktif pun ikut menjadi korban intimidasi oleh oknum preman yang memang sengaja disiapkan Husin Rianda.
(Ars)
Mantap lanjutkan,,tegak kan keadilan, tetap semangat sahabat² ku
BalasHapus